Minggu, 15 Desember 2019

Pendropan Militer Di Paniai Papua, Membuat Masyarakat Takut Beraktivitas





PANIAI, SUARA MAMBRUK - PENDROPAN MILITER 1000 TNI AU, 13 DESEMBER 2019  DI MEPAGO ENAROTALI PANIAI PAPUA. MENJELANG HARI RAYA NATAL, TERITORIAL TANAH PAPUA DI PADATI OLEH TNI PORLI DAN BRIMOB.

Pendoropan Militer Indonesia, kian hari makin bertambah di pelosok Negeri West Papua Barat.

Di kab. Paniai hari Jumat 13 Desember 2019 jam 8:30 tadi pagi, ada 4 helikopter TNI-AU 1 diantaranya adalah heli Puma  mendarat di lapangan terbang Enarotali  bertujuan mendorop Militer Indonesia, yang berjumlah anggota 500 prajurit TNI-AU lebih yang bersenjata lengkap, 13/12.

Pendropan militer membuat masyarakat mepago paniai papua takut beraktivitas dalam hal ini untuk bergembira di hari raya sang juruslamat kita, Saat ini juga masyarakat Paniai sedang dalam keadaan trauma, atas kehadiran TNI-AD yang datang tanpa diundang.

Militer Indonesia TNI-AD saat mereka menampung di salah satu gedung yang bernama Gedung serbaguna uwata wogi yogi, Gedung ini selalu di pake untuk berbagai kegiatan oleh pemerintah dan masyarakat Paniai pada umumnya namun saat ini, sedang di ambil oleh Militer Indonesia TNI-AD untuk dijadikan gedung penampungan Militer

Kepada pimpinan negara indonesia ( jokowidodo) bahwa jangan pandang orang papua  sebagai aktor  kekacauan berlajan natalan  di papua  tahun 2019  . Pak pimpinan negara jangan ada pemutar balik kondisi rill di papua dengan aktor nya , karena kita sudah mengetahui kebijakan  pak ( pimpinan) negara  bahwa gaya kepemimpinan  mu bukan lagi demokrasi namun gaya  kepemimpinan militeristik  yang  di domonan  , sehingga dua bulan yang  lalu   pernah  lepas 6.000 personel di papua  .

Oleh sebab itu , situasi  pertengahan papua menjadi  darurat  militer   , bukan berarti mengayomi tapi menakutkan seluruh  umat kristiani di tanah  papua.
Dengan itu , sampe saat ini salah satu kabupaten di papua yang saat ini , penuh dengan darurat militer yaitu paniai, deiyai, dogiai juga di kabapaten yang ada di papua barat.

maka itu merupakan sesuatu yang mampu mendorong  sebagai penghalang  berjalan natalan di papua pada tahun 2019 ini , maka itu , kepada pimpinan negara indonesia ( jokowidodo ) jangan pandang orang papua sebagai faktor atau aktor penghalang berjalan natalan tahun ini di papua , tapi yang menjadi aktor penghalan dalam natalan ini adalah TNI & POLRI, karena sampai saat ini , di bawah jembatan saja pos BRIMOB dan TNI SERTA GABUNGAN reaksioner buatan kolonial  yang berwatak koloni sebagai pengacau papau  , apa lagi rumah  , dan yang fasilitas publik  jadi tempat pos BRIMOB  dan TNI  .

Maka dengan itu , wajah natalan sebagai penjemputan sang anak raja damai  di papua telah di gadai oleh dengan warna militer , untuk berpandang manusia adalah monyet dan binatang hal ini lah  sedang di pandang oleh indonesia kepada rakyat papua .

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda