Laporan Satu Tahun TPNPB Kodap III Ndugama Bergerilya
Eginaus Kogeya (kanan), Panglima TPNPB Kodap III Ndugama bersama bawahannya. (Dok Jubir TPNPB),
Suaramambruk — Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap III Ndugama telah merilis laporan tentang satu tahun bergerilya melawan TNI dan Polri di Kab. Nduga, Papua pada 31 Desember kemarin.
Sebby Sambon, Juru Bicara TPNPB saat dikonfirmasi tentang laporan yang dikeluarkan telah membenarkan.
“Ya, itu benar, laporan dikirim oleh Staff KOMANS TPNPB, Kami punya staff khusus bagian pelaporan ada kerja di setiap wilayah Perang, baik Ndugama, Puncak Jaya, Puncak Papua, Tembagapura, Dan Intan Jaya. Dan laporan yang dikelurkan Jenderal Egianus Kogeya itu benar,” jelasnya.
Berikut ini adalah laporan yang TPNPB Kodap III Ndugama yang diterima Suara Papua:
PIMPINAN DAN JAJARAN TPNPB – OPM KODAP III NDUGAMA
Laporan Satu Tahun Perang Gerilya Lawan TNI – Polri Indonesia
Struktur Pimpinan Kodap III
Egianus Kogeya
Panglima TPNPB Kodap III Ndugama
Angin Unuwe Kogeya
Wakil Panglima Kodap
Perek Jelas Kogeya
Staf Ahli dan Juru Bicara
Penme Kogeya
Komandan Operasi
Melku Nirigi
Komandan Operasi
Abensili Gwijangge
Kepala Penerangan
Rumianus Wandikbo
Komandan Kowip I Mapndum
Mati Apdak Lokbere
Komanadan Kowip II
Owen Koteka Lilbid
Komandan Batalyon Mbua
Gabuna Engga Kerengga G
Komandan Batalyon Mbua
Geminut Wendanak Telenggen
Komandan Batalyon Alguru, Keneyam
LAPORAN
Perang yang dilakukan di Nduga adalah Perang Nasional Kemerdekaan Papua barat untuk dari Sorong sampai samarai. Perang Ndugama adalah Perang Lanjutan dari pimpinan TPN/OPM sebelumnya:
Jenderal Kelly Kwalik
Jenderal Daniel Yudas Kogeya
Jenderal Ellmin Sillas Kogeya
Jenderal Daud Yiginap Lokbere.
Mereka mempertahankan Ideologi Kontitusi 1961/1971 OPM/TPN. Kami yang lanjutkan perjuangan ini adalah anak-anak dari 4 Jenderal di atas. Maka perjuangan kami adalah perjuangan bermartabat dan berwibawa demi membelah bangsa dan Tanah air kami dari Sorong sampai samarai.
Kami membantah semua tudingan selama 1 tahun dari militer Indonesia bahwa Pimpinan Egianus Kogeya adalah KKSB, Separatis, KSB dan OTK. Itu adalah Pembohongan publik oleh Pihak Pemerintah Indonesia.
Kami adalah Militernya TPNPB organisasinya adalah OPM kami bukan organisasi baru. Sudah ada sejak Tahun 1961/1971. Orang tua sudah wariskan itu maka maka saat ini kami hanya teruskan sampai Papua Merdeka.
Kami pimpinan dan jajaran militer TPNPB/OPM Kodap III Ndugama juga membantah perintah presiden Jokowi untuk menangkap Egianus Kogeya pimpinan Kodap III Ndugama adalah hal yang keliru. Ada bisa saja menankap saya dan pasukan saya. Membunuh saya dan pasukan saya tetapi ideology Papua Merdeka tidak akan ditangkap dan dibunuh.
Dari sejak 2-4 Desember 2018 terjadi nya perang antara kami Pimpinan TPNPB/OPM dan TNI/Polri di Gunung Kabo dan Pos Mbua sampai 1 Tahun kami perang di Ndugama adalah nyata dan fakta.
Kami ikuti berita banyak pihak yang simpang siur terutama Pemerintah Pusat Presiden Jokowi dan Panglima TNI maupun Kapolri menyebut kami adalah Pimpinan KKSB, dan banyak Wartawan menulis berita tidak sesuai faktanya hanya karena Kepentingan Negara membuat Pimpinan TPNPB/OPM Kodap III Ndugama selalu disebut Kelompok KKSB pimpinan Egianus Kogeya membuat banyak perajurit mati di tangan anak buah Saya.
Selama 1 Tahun Perang kemerdekaan Papua Barat di wilayah Ndugama, Pemerintah Indonesia tidak pernah jujur yaitu :
Tidak pernah mengakui anggota TNI yang gugur di Medan pertempuran dengan jujur
Tidak memiliki rasa Kemanusiaan terhadap Warga sipil di Ndugama dalam 11 Distrik
Ribuan Rumah seng dibakar tanpa kesadaran dan tidak manusiawi
Ketemu warga masayakat tanpa bertanya indentitasnya langsung ditembak mati
Sikap dari Pemerintah Indonesia itu sendiri membuat Warga sipil Ndugama sangat membencinya kepada Pemerintah Indonesia itu sendiri
Semua rangkaian kegiatan Militer TNI/Polri terhadap Warga sipil di Ndugama selama 1 Tahun adalah sangat tidak manusiawi
Pemerintah Indonesia terhadap Suku Ndugama seolah penanganan Sebuah Negara untuk mengejar 1 Pujuk senjata namun Pemerintah Indonesia menerjunkan 7000.Personel TNI/Polri selama operasi militer Indonesia 1 Tahun di Wilayah Ndugama.
Korban di Pihak TPNPB – OPM Kodap III Ndugama
Korban Pasukan TPNPB Kodap III Ndugama murni gugur di Medan pertempuran sebanyak 4 orang meninggal dunia. Mereka adalah anggota TPNPB Kodap III Ndugama.
Korban luka-luka dalam pertempuran di medan perang adalah 6 orang anggota. Mereka adalah anggota TPNPB Kodap III Ndugama.
Warga sipil yang dicurigai sebagai Anggota TPNPB/OPM dan ditembak Mati tanpa ditanya Indentitasnya oleh Pasukan TNI/Polri pada saat Operasi militer Indonesia berlangsung di 11 Distrik adalah 9 orang. Mereka ditembak mati dan mayatnya membusuk karena situasi buruk. 1 orang warga sipil kakinya ditembak dan masih menderita luka.
TNI dan Polri yang Ditembak Mati oleh TPNPB Kodap III Ndugama
451 orang anggota TNI dan Polri mati di medan pertempuran maupun mati di rumah sakit Selma 1 tahun perang.
Anggota TNI/Polri yang luka-luka pada saat perang tidak bisa dihitung
Fasilitas, sarana dan prasarana yang jadi korban:
Satu helikopter yang ditembak di wilayah Mapenduma yaitu di kali Yuguru dan Pulpa
Satu helikopter tertembak 3 peluru di Distrik Nitkuri, kampung Oldobo
Kami telah membakar 32 alat berat seperti Exapator dan doser di Mbua
Kami membakar 4 kendaraan roda enam dan 10 kendaraan roda empat [strada]
Kami TPNPB/OPM berhasil lumpuhkan aktivitas pembangunan jalan trans Nasional dari Wamena – Momugu [Nduga]
Kami melumpuhkan aktivitas pemerintah dan pembanguan Kab. Nduga selama 1 tahun
Kami melumpuhkan aktivitas di 32 distrik sekabupaten Nduga selama 1 tahun
TPNPB Kodap III Ndugama tidak memiliki data korban warga sipil yang meninggal akibat perang dengan TNI dan Polri, maupun yang mengungsi keluar dari Nduga lalu meninggal .
Selama 1 tahun, genap 12 bulan kami berperang melawan TNI dan Polri memperjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat dengan jerih payah dan pertarungan nyawa. Namun pemerintah Indonesia selalu mengatakan bahwa kami adalah KKSP, KKB dan OTK. Sekarang kami disebut dengan teroris dan tikus-tikus hutan.
Pangima Kodap III Ndugama, Egianus Kogeya bersama jajarannya pada Maret 2019. (IST – SP)
Berdasarkan hasil fakta diatas, maka kami Pimpinan dan jajaran TPNPB Kodap III Ndugama secara resmi menyatakan kepada pemerintah Indonesia bahwa:
Hentikan segala macam intimidas dan diskriminasi terhadap perjuangan kami TPNPB – OPM dan rakyat bangsa Papua Barat.
Selamat datang 4000 personil basukan baru TNI dan Polri di wialyah Ndugama. Kami pimpinan daerah militer TPNPB siap menyambut kedatangan anda.
Kami pimpinan militer TPNPB Kodap III Ndugama sampaikan kepada Indonesia bahwa rakyat Papua Barat dai Sorong – Samarai mau merdeka. Kalau Indonesia sangat naksir dengan Tanah dan kekayaan Papua, bertanya kepada Rakyat dan seluruh Pemerintah daerah mereka akan menjawab. Kami TPNPB hanya melaksanakan tugas amanahnya Rakyat bangsa Papua Barat.
Kami pimpinan TPNPB sampaikan kepada pemerintah bahwa segerah kosongkan Tanah Papua.
Kami mengundang tim pencari fakta PBB Ke Papua, Ndugama dan Intan Jaya untuk melihat kondisi operasi militer pada tahun 2020.
Kami minta otoritas Dewan Keamanan PBB segera menangani konflik bersenjata ini hingga ada resolusi Keamanan PBB.
Demikian Laporan Pimpinan dan Jajaran TPNPB Kodap III Ndugama. Dilaporkan langsung dari Markas Besar Pertahanan Daerah Kodap III Ndugama.
Derakma 31 Desember 2019
Mengetahui
Egianus Kogeya
Panglima Kodap III Ndugama
Angin Unuwe Kogeya
Wakil Panglima
Pemne Kogeya
Komandan Operasi
NB: Laporan ini diteruskan oleh awak media TPNPB News
Sumber: https://suarapapua.com/
Pewarta: Suara Mambruk
Label: BERITA, HAM, INTERNASIONAL, TPNPB OPM
2 Komentar:
#OPMPEMBOHONG
#OPMPEMBOHONG
Keterlibatan Partai Sosialis Australia dalam mendukung kemerdekaan Papua sangat terlihat, mereka membantu Benny Wenda dalam melancarkan aksinya untuk mencari dukungan dari luar negeri #OPMPembohong | OPM KNPB Free West Papua https://t.co/3k0Ay7fKu8
YG BIKIN BLOG JUGA TOLOL DAH , OTAK LO OTAK PUKI
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda