Aku Sedih
Aku bukan alat yang di gunakan di saat kau membutuhkan
Aku bukan permainan yang di mainkan di saat musiman itu tiba
Aku manusia.
Aku juga punnya akal budi yang sempurna dan sehat.
Aku kaya aku bukan miskin
Aku mampu hidup sendiri, aku bukan orang yang tak punnya apa apa
Ku Hidup di gunung, ku hidup di pantai bersama hijaunya daun bersama alam yang kaya dan cerdik.
Kedatangan mu mennyedihkan ku.
Kau datang bagaikan api dan air, kau melintasi gunung gunung, hijaunya daun, dan birunya pantai.
Ku kira kau membebaskan saudara/i ku yang lagi tercengkram, yang di makan oleh kaum didikan mu.
Ku kira kau berbicara mengenai pelagaran ham yang terus terjadi. Namun itu hanyalah mimpi belaka.
Kau pergi tanpa perbuatan yang kau buat
Hannya dokumen yang bisa jadi peganggan di saat pulang.
Licik juga kau pak. Joko.
Kau bagaikan air yang memadamkan api di saat api itu lagi panas.
Dan kau juga bagaikan api yang memanaskan di saat digin.
Kau berjalan tak sesuai arah yang benar.
Mengambil sebuah dokumen agar di pergunakan di kelak nanti
licik juga kau joko
#Cucuran_air_mata
#anak_negeri_papua
Goresan gembel
15/04/2018
Muno - bali
Label: PUISI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda