Sabtu, 16 November 2019

ANTARA AKU DAN PEMEKARAN


Its: google
Mama papua anyam noken di sambil jual di pinggir jalan



Oleh: Yesaya gobay.

Memang di antara aku dan pemekaran memiliki jurang permisa yang sangat jahu.
Kalau aku yaa, masyarakat dan pemekaran adalah elite elite.

Aku iya, tinggal jualan di pigiran jalan jalan, menikmati apa adanya, terlantar di pingiran jalan, merasahkan apa yang sedang terjadi entah itu hal baik maupun buruk itulah aku, sii ibu dan penerus yang selalu mencari nafkah demi anak dan kehidupan sehari hari.

Di jalan yang sama, jalan kotar tak beraturan jalan raya, para penguasa, elite elite kapitalis berfoya foya, sombong dengan poro bibi,
air mata dara tertumpah, keringat keluar tak segaja,

Sungguh indahnya jalan sunyi ini, sungguh kejinya dunia ini, ibu ibu berkehaburan demi hidup, jalan terlihat penuh keramaian anak anak terlantar,

ooo generasi..

Kenapa harus begini, kenapa minta minta, kenapa duduk di emperan jalan ini, kenapa jual duduk anyam noken dan bersedih melulu,  lihat para tikus tikus berdasi lagi lewat lewat degan roda empat berlombah lombah memperjuangkan pemekaran, saling bembenci demi pemekaran juga membunuh karena pemekaran, demi poro bibi,

Ahhkk ini kah yang meminta pemekaran?

Ibu ibu masih jual sambil mengeluarkan air mata demi kehidupan esok hari, generasi negeri ini jalan terlantar, di jalan tikus tikus memakai roda empat, tratau uang siapa yang mereka pakai? duduk duduk sambil tersenyum  sambil anyam noken sambil menonton mereka, "tikus tukus berdasi" berpestapora

Nah di situlah kamu akan megerti betapa indahnya sedih ku, saat duduk bersama noken untuk menghilangkan cape, lapar, haus, hingga menderita di samping jalan ini.

Oo tuhan, siapa yang minta pemekaran ini?

Kami masih kampung, jualan pun di jalan jalan, generasi muda terlantar, semua tempat ini pun di korupsi oleh elite elite, semua tempat di ambil ahli oleh orang pendatang,  kami tak tau juga apa itu perusahan freeport juga apa itu perusahan, perkantoran di negeri ini, apakah itu semua milik orang pendatang?
Tempat ini pun masih seperti dulu, semuanya di korupsi, habis di ambil para perakus oleh elite elite juga  pendatang

Di samping pingiran jalan jalan ini kami masih ada, dengan suara tidak nyaring, karena kami di anggap bodoh di Antara pemekaran ini? Binggung harus bikin apa di jalan ini, air mata tak sanggup melihat poro bibi berdasi berpestapora urus pemekaran sini sana.
Jagan mengatasnamakan anak terlantar, jagan mengatasnamakan mama mama juga seluruh akar rumput karena kami tak mau bersalah kepada anak cucu jangan juga pada alam rimbah yang menghidupi ini.

#TolakPemekaranProvinsiPapuaTenggah
#JanganAtasNamakanAnakTerlantar
#JanganAtasnamakanAnakTerlantar
#JaganAtasnamakanAkarRumput

Medan juang
Timika 12/11/2019.
__

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda