Sabtu, 16 November 2019

PEMEKARAN PROVINSI PAPUA TENGAH AKAN MENGANCANG SDM DAN SDA PAPUA


Doc: suaramambruk


Oleh: Peu yoka yeimo

Penomena perubahan memiliki alasan sendiri  tentunya agak sulit untuk menterjemahkan oleh para pelaku dan mengkomsumsi perubahan tersebut secara efektif dan progresif dari menit ke menit.
Manusia melenium berkewajiban dan bertanggung jawab pembiarahan  fenomena perubahan suatu daerah .Tentu perubahan tersebut lahir dari hati nurani dan lakunya pada ruang dan waktu bersama hidup manusia .

tingkatan perubahan tersebut dia tidak memihak kepada siapapun dan kapanpun hanya saja yang jadi pernyataan adalah apakah kita siap atau tidak  menjemput dan hidup bersama perubahan itu . jika tidak maka, mau dan tidak  nyawa kita sedang teramcam punah .
Ya, kita tahu benar perubahan itu dikendalikan oleh manusia . namun perubahan itu memiliki tingkatan perubahan yang sangat berlipat ganda dari hari ke hari dan  sudah mengeras  bersama waktu . kini menjadi lokasi korban perubahan adalah papua dan lebih kusus di wilayah papua.


Baca juga: https://regional.kompas.com/read/2019/11/05/14101121/mrp-tak-merekomendasikan-pemekaran-papua-ini-alasannya

Melihat kabupaten di seluru wilayah papua  dari berbagai penomena alam manusia, kekurangannya  adalah tidak menjawab pembangunan yang sesungguhnya yakni memanusiakan manusia yang tidak manusiawih.
Ancaman ancaman perubahan tersebut bermekar dan bertumbuh subur  hingga lahirlah moral yang saling mengorbankan sesama orang papua   atas kolusi ,orupsi dan nepotisme yang semakin mengeras di watak intelektual orang papua. Dengan demikian lahirlah teori lokal yang sangat klosional yang membunuh karakter orang papua.

Dampak serius dan terus menerus dirasakan mulai dari akar rumput ingga sel-sel manusia tidak menyatukan pendapat , seakan membuat orang lumpuh, dan cacat  berjalan kaki, orang butah dusuruh melihat , orang tulih disuruh mendengar dan orang gila disuruh menjadi orang normal , tidak ada santunan. Sama sekali tidak kekagetan menimpah alam semesta , manusia di atas semua mendapatkan predikat yang sama seperti manusia normal karena tidak adanya saling mengargai kehidupan alamianya artinya tidak ditempatkan pada tempat yang selayaknya di huni.

Baca juga: https://suaramambrukk.blogspot.com/2019/11/pemekaran-provinsi-papua-tengah-akan.html?m=1

Ilustrasi yang sangat kenjam dan terkutuk itu bertumbuh subur di kalangan masyarakat lokal dan dinikmati kontinyu dan meresap dalam waktu yang  singkat dan terstruktur  penyebarannya.  Disitulah lahan tindakan anrkis . berdinamika dan berreaksi spontan . dengan demikian dapat disimpulkan bahwa , nilai transfer moral intelektual papua  rata-rata tidak menjangkau  sama sekali tidak ada , adapun jaga tetapi ada motifasi  tersembunyi yang sekiranya merugikan  orang papua sendiri.
Wilayah adminitrasi pemerintahan indonesia sampai kini tidak tinggal diam , dia harus terus saja membuka lahan baru   adminitarasi dengan alasan membuka akses pelayanan ke masyarakat agar tersentuh pembangunan fisik maupun non fisik .

Peredaran program negara semakin hari , makin meyakinkan masyarakat  lebih khusus wilayah adat yang ada di pemggunungan tengah. Tentunya dalam program tersebut masyarakat dilibatkan dengan atas namakan  kesejatraan masyarakat .
Sesuatu yang sangat membahayakan adalah fokus dan terdokrin dengan penyedian program kemudian mejadi lahan komflik antar golongan masyarakat . hal ini saya  sebagai anak jalanan sangat memahami situasi yang sedang diterjungkan oleh indonesia terhadap orang papua, karena saya sendiri yang mengalami persoalan itu dan pengalaman tersebut menjadi pemicu persolan komflik batin dan fisik hampir semua masyarakat mengalaminya .

Baca juga:https://www.jubi.co.id/isu-pemekaran-adalah-trik-menutupi-kasus-pelanggaran-ham-di-papua/

di samping itu ketergantungan yang tadinya usaha sendiri sekarang tergantung pada seseorang atau pemerintah sebagai penyedia kebutuhan primer atau makan minum sehari-hari.
 pemekaran wilayah adminitrasi dalam kodisi lokal yang menyakitkan , dianjurkan penetapan intelektual dan moralitas yang mapan tidak hanya menyadang gelar berbagai perguruan tinggi. Semakin baik intelektualitas dan moral tindakan aksi nyata pun akan mengikuti kemampuannya untuk mengatur apa yang dirancangkan . tentu kalo tidak maka akibatnya pun akan dirasakan oleh penikmat pembangunan generasi selanjutnya .
Saya bersikap jelas bahwa kabupaten-kabupaten wilayah penggunungan tengah gagal dalam pembangunan yang memanusiakan manusia dari sikap organisasi adikuasa . kemudian lahirlah perluasan komflik sosial amat merugikan generasi penerus pribumi papua. Entah mau memekarkan ka, tidak ka sampai detik dan menit ini kita sedang menuju kepunahan.

              TOLAK SEMUA PEMEKARAN  DAERAH OTONOMI  BARU (DOB) DI PAPUA

"JANGAN BIARKAN AKU DI BUNUH DENGAN PEMBANGUNANMU
BiARKANLAH AKU MENGIRUP UDARA SEGAR DIATAS TANAHKU SENDIRI".
   “ YANG TERSISA YANG MELAWAN KETIDAK ADILAN DIATAS TANAH PAPUA”


Penulis adalah aktivsit Self determination

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda