Jumat, 28 Februari 2020

Lima Warga Civil Ditembak Militer Indonesia Di Keneyam Ndugama, TPNPB kodap lll Menyatakan Akan Terus Lakukan Perlawanan







Ndugama,Suara Mambruk - Siaran Pers Manajemen Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Per 28 February 2020

Pasukan Keamanan Indonesia telah dan sedang melakukan aksi brutal, yang mana melakukan penyisiran di Keneyam Ibu Kota Kabupaten Nduga dari jeak Tanggal 27 Februari 2020 sampai hari ini Tanggal 28 February 2020 masih operasi Militer hingga kini. 


Hari ini tanggal 28 Februari 2020, Managemen Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat telah terima laporan langusng dari Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, yang mana telah dilaporkan langsung oleh Komandan operasi TPNPB Ndugama “Pemne Kogeya”.

Dalam laporannya Pemne Kogeya melaporkan bahwa Pasukan Keamanan Indonesia telah menembak lima warga civil orang asli Papua, dari Suku Nduga, dan salah Satunya yaitu Nyonya Wislina Tabuni telah meninggal dunia akibat terkena tembakan Peluru Api Pasukan Keamanan Indonesia. 


Terkait Kontak Senjata antara Pasukan TPNPB Kodap III Ndugama dan Pasukan Keamanan Indonesia di Keneyam Ibu Kota Kabupaten Nduga  pada tanggal 26 Februari 2020,  maka pada tanggal 27 Februari 2020 Pasukan Keamanan Indonesia telah melakukan Operasi militer didalam Kota di Keneyam Ibu kota Kabupaten Nduga.


Dalam Operasi Militer ini, Pasukan Keamanan Indonesia telah menyiksa puluhan Warga Civil dan telah menembak 5 orang dan salah satunya meninggal dunia sedangkan 4  orang lagi Masih dalam kondisi kritis.



Kerangan berdasarkan table di atas sebagai berikut:


1.         Wislina Tabuni merupakan warga civil asal dari Distrik Mbua Tengah, tertembak peluru Militer Indonesia di bagian Leher pada saat baku tembak di jalan koteka pada Tanggal 26 Februari 2020 dan akhirnya telah meninggal dunia pada Tanggal 27 February 2020;

2.  Kriantus Ubruangge yang merupakan warga Civil asal dari Distrik Mbua Tengah, ditangkap dan disiksa, dan dipukul tidak manusiawi menggunakan Popor Senjata sampai kondisi Kritis sehingga sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika;

3.    Yosman Wasiangge yang merupakan warga civil asal dari Distrik Mbua, telah ditembak Militer Indonesia dan kena peluru dari belakang punching tembus ke dalam perut, dan kondisi sedang Kritis atau masih dirawat Rumah Sakit Umum Daerag Mimika;

4.  Inikianus  Wumangge  merupakan warga civil yang berasal dari Distrik Mapenduma, dan beliau juga merupakan Status  Kepala Kampung JOE. Inikianus telah ditangkap dan disiksa tidak manusiawi menggunakan popor senjata Oleh Pasukan Keamanan Indonesia;

5.   Orumus Ubruangge  ysng merupakan warga civil yang berasal dari Distrik Mbua Tengah, dan beliau telah ditangkap dan kemudian disiksa tidak manusawi dengan menggunakan popor senjata Oleh Pasukan Keamanan Indonesia.


Pemne Kogeya melaporkan bahwa semua korban penembakan ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika, Kabupaten TimikaProvinsi Papua.


Dan Nyonya Wislina Tabuni yang merupakan Korban Penembakan Oleh Pasukan Keamanan Indonesia akan dimakamkan di Keneyam, Ibu kota Kabupaten Nduga pada hari ini tanggal 28 Februari 2020 di kampung halamannya yaitu di Nduga Kulle.


Laporan lain yang Pemne Kogeya sampaikan kepada Manajemen Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat adalah Pasukan "Keamanan Indonesia menggunakan 5 Truk sudah mengambil posisi terlebih dahulu di Pinggiran lapangan bagian Kampung Markas Alguru, dan   kami (Pasukan TPNPB) sedang mengikuti pergerakan Pasukan Keamanan Indonesia".


Hari ini kami Pasukan TPNPB Kodap III Ndugama sedang menghargai Ibu yang telah ditembak mati oleh Pasukan Keamanan Indonesia, maka Kami semua dalam suasana duka. 


Dan Kami akan lakukan aksi pembalasan atas tertembaknya Warga civil Oleh Pasukan Keamanan Indonesia itu, dan kami akan tembak Warga Civil Non Papua yang ada di Ibu kota Keneyam, Kabupaten Nduga tutur Pemne. 


Menurutnya bahwa Pasukan Keamanan Indonesia mengajari kmai tembak Warga Civil, maka Kami akan lakukan hal yang sama terhadap orang non Papua yang tinggal di Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga-Papua.


Berikut Pernyataan Panglima Komando daerah Pertahanan III TPNPB Ndugama Bridgen Egianus Kogeya,  

Dalam hal peristiwa ini, penanggunjawab Perang Wilayah Ndugama yaitu Panglima Komando Daerah Pertahanan III TPNPB Bridgen Egianus Kogeya mengatakan bahwa saya sudah tembak Mati 4 orang anggota Pasukan Keamanan Indonesia itu, jadi sebaiknya Pemerintah Indonesia segera umumkan korban tewas itu.


Panglima Egianus Kogeya juga telah sindir kepada Pemerintah Indonesia bahwa Negara merahasiakan Nyawa dan Jazad  anggota Prajurit mereka yang Kami tembak Mati, Jadi mungkin itu babi hutan dari  Pulau Jawa yang datang mencuri hasil Kebun Orang Papua di Ndugama yang Kami Tembak kah? 


Dan Pemerintah Indonesia anggap bahwa mereka bukan Pasukan Militer dan Polisi, dan justru dibiarkan seperti Babi Hutan dari Pulau Jawa yang Kami tembak Mati. 


Dan mereka Kami tembak Mati Demi Negara  Indonesia, namun kasihan Keluarga Korban tidak mengetahui jasadnya lain kubur di Lapangan tempat dimana pasukan keamanan Indonesia itu gugur. Mayat lain bawa sembunyi-sembunyi, itu Kami sudah ketahuinya. 


Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya juga mengatakan bahwa Perang Pembebasan Nasional oleh Kami (TPNPB-OPM  di Ibu Kota Keneyam Kabupaten Nduga, Papua adalah Perang untuk menuntut Hak Kemerdekaan bagi Bangsa Papua.


Oleh karena itu Jika Pemerintah Indonesia Melalui Presiden Jokowi segera mengakui Perang Pembebasan Nasional yang telah dan sedang dilakukan oleh TPNPB Kodap III Ndugama.

Dan ingat bahwa Pasukan Keamanan Indonesia yang Tuan Presiden kirim ke Negeri paradise ini kami akan tetap bunuh mereka  sampai Dunia kiamat, oleh karena itu Peresiden Indonesia Tuan Joko Widodo segera berikan mengakui perjuangan kmai dan mengatur langkah untuk memberikan Hak Penentuan Nasib Sendiri bagi Rakyat dan Bangsa Papua. 


Dan laporan terakhir tentang situasi Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga bahwa siatuasi sudah aman, namun Pasukan Keamanan Indonesia masih beroperasi di Pinggir Kali Keneyam untuk mengejar Pasukan TPNPB.


Demikian laporan langsung dari Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya, dan Komandan Operasi Pemne Kogeya.


Panglima TPNPB Kodap III Ndugama

ttd

Bridgen EGIANUS KOGEYA


Komadan Operasi TPNPB Kodap III Ndugama

ttd

PEMNE KOGEYA


Laporan ini telah disusun oleh Staff Khusus KOMNAS TPNPB, bagian Pelaporan dan distribusi media yaitu Tuan RTL langsung dari Tanah Ndugama, Papua.  



Label: , ,

Kamis, 27 Februari 2020

PON XX Jalan terbaik kolonial dan Kesengsaraan Papua







Oleh: Yesaya Gobay/ Yuberthinus Gobay




"Orang papua itu ibarat ikan puri di buang umpan semua puri pada lari berkelompok dan makan secara berlomba lomba tanpa melihat apa yang terjadi kedepannya.

Banyak isu di ciptakan oleh kolonial, hegemoni yang kental dan terstruktur, orang papua di buat seakan binatang.
PON dan PESPARAWI adalah hegemoni kolonial, orang papua akan di rayu dan di tiduri, tanpa melihat dampak apa yang akan ter jadi nntinya"





Di tahun 2020 kebelakangan ini, para elite elite  papua yakni kaki tagan kolonial indonesia terus membahas soal PON XX Papua dan PESPARAWi yang akan di selenggarakan di Papua dalam bulan yang mendekat ini

Dalam bulan kebelagan ini juga indonesia dan elite elite politik  papua kaki tagan kolonial terus berusaha agar agenda tersebut sukses di lakukan dengan melaksanakan banyak hal yang tak dapat di bayangkan pada pikiran manusia itu sendiri.

Hari ini para elite elite tidak tinggal diam, Gedung gedung yang lagi di butuhkan telah di laksanakan, Jalan jalan di perlebar dan di luaskan, jembatan jembatan, jalan jalan yang rusak di rehap kiri kanan demi kepentingan perut semata bagi elite papua dan meloloskan agenda bagi indonesia yang lagi di bahas untuk mengkampanyekan keluar belahan bumi demi menjaga nama baik negara bahkan membuat papua lebih sengsara bahwa papua tidak ada pelangaran ham, papua aman damai dan sejahtara


Pekan Olaraga Nasional (PON)  xx papua dan PESPARAWi adalah agenda alternativ (jalan terbaik) yang di buat oleh kolonial indonesia untuk meloloskan agenda agenda yang akan di laksanakan setelah tahun  2021 yang akan mendatang ini.

Elite elite papua telah mengabaikan kondisi dan situasi hari ini di papua yang masyarakatnya lagi mencari kedamaian, kenyamanan, keadilan di atas tanahnya sendiri dan  yang lagi menagis, mengungsi atas tanahnya hingga di tembak mati  oleh aparat keamanan kolonial indonesia

Tanpa melihat kondisi dan situasi rakyat papua yang menderita, sengsara, mengungsi di atas tanahnya sendiri dan mahasiswa eksodus yang lagi menjerit, menagis karena telah mengorbankan semua bahkan jati diri akibat di sebut monyet oleh kolonial indonesia

Masyarakat Papua pada umumnya pasti berfikir dan lagi bertanya tanya, kenapa di tahun 2020,  jalan di perlebar luaskan dengan target yang telah di tentukan?,  Stadion Papua bangkit di jayapura dan di timika berstandar internasional  telah di buat secepat ini? Bahkan tempat tempat di gusur habis oleh penguasa Demi pembagunan dan pembuatan jalan?,

Ini kan aneh kelihatanya, di seluruh papua bahkan lebih khususnya timika tidak ada pemeritah, elite elite yang peduli terhadap tanah papua apa lagi berfikir untuk pembagunan dan lain sebagainya, namun kenapa di tahun 2020 Elite elite fokus pada pembagunan? Ada apa degan papua?.
Ini adalah pertanyaan pertanyaan yang muncul dalam pikiran rakyat papua itu sendiri saat ini



Di tahun 2020 kolonial Indonesia melalui melalui  TNI POLRI dan Jajarannya sedang merancang strategi untuk menyukseskan kegiatan ini melalui kaki tagannya di beberapa kegiatan di tanah Papua seperti Pesparawi  13 Juni 2020, bertempat di Timika Dan PON XX 2020 , 20 Oktober di beberapa kota ( jayapura , Mimika dan Merauke )

Ini adalah sebuah alternatif (jalan terbaik) kolonial indonesia untuk dapat mengkampanyekan kepada dunia bahwa di papua tidak ada pelaggaran ham dan papua bersama  indonesia sudah sejahtera dan aman hdal tersebut ini, untuk dapat meloloskan agenda agenda yang akan datang nntinya Tahun 2021

Di Tahun ini 2021 akan ada beberapa Agenda Negara atas West Papua yang akan dibahas seperti Kontrak Karya Freeport yang akan berakhir di tahun 2021  dan OTSUS ( Otonomi khusus ) yang akan berakhir di tahun 2021 .

Maka dari itu pon dan pesparawai itu adalah kegiatan alternatif yang di buat buat oleh kolonial indonesia yakni propaganda indonesia demi menjemput agenda 2021 dan juga Orang Papua hanya mau diperalat dan disibukkan dalam kegiatan PESPARAWI dan PON XX agar beberapa agenda Negara diatas tanah Papua berjalan aman dan lancar dalam Pendataan , perumusan dan penyepakatannya , lalu akankah Damai , Adil dan sejahtera itu hadir dalam Hidup kita orang Papua .

Hanya mimpi siang bolong , jika kita berharap keadilan dan kedamaian dari kolonial karena demi menjaga eksistensinya dan kredibilitasnya atas west Papua maka kita ( OAP ) akan dipandang sampah jalanan

Tak ada keuntugan bagi kita orang Asli Papua dalam mendistribusikan tenaga dan waktu kita demi menyukseskan Program kolonial .  Karena Seketika kita terlibat maka kita dengan sendirinya , secara tidak langsung, Secara tak sengaja kita akan mendorong Proses penghisapan , penculikan , pembunuhan , Penangakapan , dan pemenjaraan dan paling sadis lagi menutupi semua pelanggaran ham yang terus terjadi .


Masyarakat nduga telah menggungsi dari desember 2018 lalu hingga yang masih berada di pengusian telah di abaikan hingga kini, elite elite pemerintah yang bekuasa fokus pada pon xx papua dan pesparawi tanpa melihat jeri paya masyarakat yang berada di papua, tanpa melihat kondisi yang di alami rakyat papua hari ini, yang lagi sengsara dan menderita hari ini.



Beribuh ribuh Tni porli brimob akan di terjunkan ke papua atas nama menjaga ke amanan, kedamaian, kesejahtraan bagi orang papua. Masyarakat papua menagis tak terhenti, menjerit di atas tanahnya sendiri.

Salah satu hal buruk dari pon dan pasparawi selain membongkar rumah rumah warga bahkan tempat cari nafka adalah Mengirim beribuh tni porli,brimob dengan mengatas namakan menjaga keamanan PON XX  PAPUA dan PESPARAWI


Kami telah di bodohi oleh peguasa, borjuasi borjuasi pentingkan diri sendiri, mereka tidak melihat apa yang masayarakat minta, butuhkan, iginkan sekarang ini Tetapi Pemerintah Mereka lagi fokus Jalan jalan di perlebar luaskan, gedung gendung di bagun guna demi menampung peserta PeSPARAWI dan PON yang akan datang.

Sebenar PON dan PESPARAWI Untungnya apa? Mesejahtarakan masyarakat?, Menarik militer yang ada di papua kah?.
Masyarakat lagi kerinduan agar militer di tarik dari seluruh tanah papua dan Masyarakat lagi merinduhkan kedamaian, kesejahtaraan bukan pon dan pesparawi yang datang untuk sengsarakan masyarakat


1. Tni porli di terjunkan ke papua atas nama menjaga keamanan PON.


Rakyat papua telah mengetahui hal ini, hal ini sering terjadi. Kolonial indonesia yakni tni porli mempuyai peluang besar dalam menerjukan  Tni polrli di seluruh tanah papua degan kata menjaga keamanan.

hal ini juga bukan hal baru, seperti biasa tejajadi di moment2 tertentu juga mereka manfaatkan untuk menerjunkan beribuh pasukan untuk bertugas di papua dan tidak pernah di kembalikan. Beberapa contoh yang telah di lakukan mungkin itu bisa jadi pelajaran buat kami.
Kemarin pemilu antara jokowi dan probowo yang telah di laksanakan di papua, indonesia mengabil kesempatan dalam kesempitan untuk mengirim pasukan beribu militer  demi menjaga pemilu di tanah papua degan mengatas namakan keamanan namun realitasnya tidak sesuai degan hal itu, masyarakat pula jadi sengsara, di aniyaya, menjerit di atas tanahnya sediri, dirampok, diculik, hingga tabrak lari rakyat papua itu sendiri hingga tni porli yang di kirim telah menetap di papua .

Dan juga Perang antara TPNPB vz TNI PORLI di papua lebih khususnya kab.nduga juga kolonial indonesia terus menggirim pasukannya yang berkelebihan degan mengatasnamakan keamanan demi kenyamanan namun realitasnya rakyat papua tidak minta tni porli karena tni porli di papua  menakut nakuti warga sipil yang berada di papua lebih khususnya nduga dan intanjaya
kejamnya tni porli yabg ada di papua intanjaya dan nduga,  semua pihak baik entah iyu mahasiswa,  warga sipil di nduga meminta untuk mengembalikan tni porli yang berada di nduga namun kolonial indonesia tidak mendegarkan suara rakyat papua tersebut
bahkan wakil bupati nduga melihat degan mata dan kepalanya di depan mata, tukang sopirnya di tembak mati oleh aparat akhinya salah satuh solusinya ia mengembalikan sk dan dan menundurkan diri dari jabatannya karena suara suaranya terus di bungkam dan tidak di dengar  tni porli yang di kirim laupaui batas dan membunuh warga sipil secara brutal

Tni porli  yang berada di tanah papua itu  sangat licik. TNI POLRI dan Jajarannya sedang merancang strategi untuk menyukseskan beberapa kegiatan di tanah Papua karena akan ada anggaran miliaran dari negara untuk tni porli untuk meloloskan gegiatan ini yakni Pesparawi 2020 13 Juni  bertempat di timika dan PON XX 2020  20 Oktober di beberapa kota ( jayapura , Mimika dan Merauke ) .

Tni porli akan di kirim  terus ke west papua untuk menjaga keamanan degan ketat dan tegas. saat itu orang papua  hanya mau diperalat dan disibukkan dalam kegiatan PESPARAWI dan PON XX agar beberapa agenda Negara diatas tanah Papua berjalan aman dan lancar dalam Pendataan , perumusan dan penyepakatannya , lalu akankah Damai , Adil dan sejahtera itu hadir dalam Hidup kita orang Papua .

Jadi Seketika kita terlibat maka kita dengan sendirinya senang degan kehadiran beribu tni porli yang lagi menembak mati Secara tak sengaja kita akan mendorong Proses penghisapan , penculikan , pembunuhan , Penangakapan , dan pemenjaraan dan paling sadis lagi Pembunuhan atas kita orang Papua .

 kapitalisme  ia tidak mau rugi, ia akan membuat bermagai macam cara demi menjaga kedudukan dan kekuasaannya maka 0,5 dari hasil pengekploitasian SDA yang dijajah akan dibuat lapangan kerja dan beberapa kegiatan guna membunuh Psikologi dan Mentalitas Pemilik Negri agar tiada pergerakan perlawanan terhadap Kolonial dan Kapitalis itu sendiri"

Karena kapitalisme ia akan mementingkan bagaimana isi perutnya, sekarang dan tidak mau rugi, dan juga kapitalisme hanya mementingkan mementingkan Barang , kekayaan dan kejayaan , mereka ( penjajah ) tak akan menjamin kedamaian, kesejahteraan dan keadilan , tapi kehidupan pemilik negeri sebagai penentu hidup adil , damai dan sejahtera dinegrinya berada pada kesadaran yang di dipraktekan oleh perlawanan yang bermartabat dan terakomodir dalam sebuah Perjuangan .




2.  PON Tak Berefek Positif Untuk Rakyat Papua


Pelaksanaan PON 2020 diklaim akan berdampak pada naik/terangkatnya martabat orang Papua. Pertanyaannya martabat apa? Martabatnya siapa? Penguasa, Pemerintah, mafia, TNI/POLRI? Jika pemerintah  Indonesia paham dan bijaksana diberkati oleh Tuhan, tidak tamak, tidak buta, tidak pura-pura bisu, tuli, keji dan jahat.

Mestinya pahami bahwa berbicara martabat,  itu erat dengan  nilai esensial tentang kemanusiaan. Nilai kemanusiaanlah yang menjadi penentu bahwa penghormatan dan penghargaan terhadap martabat  kelompok  bangsa manusia itu sedang, sudah dan akan dilakukan oleh negara. Bukan justeru mengadakan kegiatan olahraga dengan  ilusi mengangkat harkat dan martabat manusia bangsa dan rakyat Papua. Pemerintah tak perlu ragu menunjukkan kapasitas dan eksistensinya hari ini sebagai penjajah modern bagi rakyat Papua. Sebab, dari hal ini saja telah menjadi sangat terang  benderang dan terlihat.

Dalam sejarah, sebuah bangsa yang sedang dijajah bagsa tersebut tidak akan pernah hatkat martabatnya dihargai, dihormati dan dipandang setara dari penjajahnya.  Jakarta mau menggelar seribu kali PON di Papua pun tidak akan pernah mengangkat nilai, harkat dan martabat manusia Papua. Harkat dan martabat manusia  Papua itu akan dianggap dihargai  dan diangkat hanya apabila terdapat penghormatan dan penghargaan yang besar atas manusianya. Bagi Indonesia jika ingin mengangkat hargat dan  martabat manusia cukup tuntaskan pelanggaran HAM  sejak tahun1962 hingga operasi operasi yang di lakukan oleh kolonial indonesia terhadap rakyat papua yang masih berlanjut hingga kini dan  berikan penentuan nasib sendiri.  Itu saja sudah cukup.  dan Sangat cukup. Jika tidak, maka ilusi naiknya harkat dan martabat rakyat Papua melalui PON (Kitorang Bisa!) hanyalah wacana absurb, utopis sebagai dalil pengusaha-penguasa melanggengkan penindasan dan pemusnahan rakyat Papua lewat hegemoni pembangunanisme yang juga pasti bias pendatang.

Apabila Kita  segenap komponen orang Papua adalah manusia yang memiliki akal budi, hikmat dan kebijaksanaan mestinya paham bahwa nilai dan kemanusiaan  kita dalam sudut pandang Indonesia ada pada tataran kata jenis binatang yang pernah disematkan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya- Semarang  pada Agustus lalu, yaitu “Monyet”.

Lalu kita harusnya sadar bahwa dalam perspektif kolonialisme, bangsa yang  telah dianggap rendah dan sudah dilabeli, distigma dan didiskriminasi martabatnya, tidak akan pernah  dipandang sebagai manusia seutuhnya. Dan oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia itu hanya melalui satu jalan yakni: rakyat Papua harus bersatu dan  berjuang untuk bebas dan merdeka dari penjajahan penguasa Indonesia sebagai bangsa yang  layak berdiri sendiri sebagaimana bangsa-bangsa lain di muka bumi ini.

Maka dari semua penjelasan di atas dapat garis bawahi bahwa PON adalah sebuah alternatif kolonial indonesia untuk meloloskan agenda agenda yang telah mereka rancangkan untuk terus menjajah,  mengarap habis SDM dan SDA  di atas tanah papua degan genoside sistem.



Penulis Adalah Aktivis Mahasiswa yang sedang kuliah di bali

Label: , ,

Aparat Menembak Warga Civil karena 2 aparat di tembak TPNPB nduga





Nduga, Suara Mambruk - TPNPB Tembak Mati 2 Anggota Pasukan Keamanan Indonesia Dan Pasukan Keamanan Indonesia Tembak Warga Civil Di Keneyam-Ndugama.

warga sipil yang tertembak di ndugama di karenakan susah mendapatkan TPNPB/ OPM kodap lll yang kini lagi perang untuk kemerdekaan tersebut, akibatnya aparat indonesia yang sekarang lagi beroperasi di nduga west papua menembak warga civil di nduga karena 2  angota pasukan indonesia di tembak oleh pihak tpnpb opm


Siaran Pers KOMNAS TPNPB Per 27 Februari 2020


TPNPBNEWS

Perang Pembebasan Nasional oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat terus berlanjut, dan Perang akan berhenti ketika Papua Merdeka penuh dari Pendudukan Militer Kolonial Indonesia.


Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Wilayah Ndugama Bridgen Egianus Kogeya bertanungjawab atas Penyerangan serta penembakan terhadap anggota Pasukan Keamanan Indonesia di Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga pada tanggal 26 Februari 2020.


Laporkan Kedua tentang Perang Di Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga-Papua pada Tanggal 26 Februari 2020.


Management Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat telah terima laporan kedua tentang Kontak Senjata di Keneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga-Papua.

Laaporan ini merupakan kelanjutan dari sebelumnya yang mana telah Kami umumkan pada Tanggal 26 Februari 2020, dimana penyerangan telah dilakukan Oleh Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dibawah Pimpinan Komandan Operasi Pemne Kogeya.


Pada pukul 14:18 waktu Keneyam telah terjadi Kontak Senjata antara Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Komando Daerah Pertahanan III Ndugama dan Pasukan Keamanan Indonesia di ibu kota Kabupaten Nduga, di Kampung Ndugakule dekat Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) lama.


Dalam baku tembak tersebut anggota Pasukan Keamanan Indonesia (TNI-POLRI)  2 orang Tewas ditembak  dan yang satunya lagi menderita luka tembak, yaitu di bagian Paha dan  masih Luka-Luka.


Pemne Kogeya juga melaporkan bahwa yang lain belum bisa  indentifikasi, dan Untuk sementara anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) belum ada yang korban.


Dan laporan yang telah diverifikasi melaporkan bahwa Pasukan Keamanan Indonesia telah lakukan Penembakan yang membabi buta di sekitar kerumunan Warga Civil, dan akibatnya ada masyarakat yang tidak tahu apa-apa telah ditembak Oleh Pasukan Keamanan Indoneia.


Warga civil telah tertembak karena mereka hendak lari, setelah mendegar tembakan. Warga civil yang panic dan berhamburan ini karena ketakutan atas serangan yang telah dilakukan oOleh Pasukan TPNPB.

Selanjutnya dalam laporan mengatakan bahwa 2 orang  Warga Civil kena tembak peluru oleh Pasukan Keamanan Indonesia (TNI-POLRI), dan warga civil yang tertembak  tersebut di beda lokasi.





 Nama-Nama Korban

1.     Yosman Wasiangge Umur 20 Tahun asal dari Distrik Mbua, dan peluru dari punggung belakang tembus masuk ke bagian perut;

2.     Wislina Tabuni, Umrur 25 tahun, dan asal dari Distrik Mbua Tengah, dan peluru kena di leher.


Dilaporkan bahwa korban sementara dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Keneyam, di Ibu Kota Kabupaten Nduga-Papua. Gambar Korban Warga Civil berupa  photo dilampirkan, silakan ikuti.


Demikian laporan langsung dari Komandan Operasi TPNPB Ndugama Pemne Kogeya dari ibu kota kabupaten Nduga, dan Manajemen Markas Pusat bertanggungjawab atas laporan ini.


Mengetahui

Panglima Kodap III Ndugama

Bridgen Egianus Kogeya

======}}}{{{=========

Dan diteruskan kepada semua journalis dari berbagai media di seluruh dunia oleh Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Tuan Sebby Sambom.




Label:

Minggu, 02 Februari 2020

TPNPB SE TANAH PAPUA: MENOLAK BERBAGAI BENTUK TAWARAN KOLONIALISME INDONESIA




JAYAPURA, SUARA MAMBRUK - Markas besar KOMNAS TPNPB  30 Januari 2020 Menolak Berbagai Bentuk  Tawaran Pemerintah Indonesia melalui  Pemerintah Daerah Propinsi Papua dan Papua barat belakangan ini.

KAMI PIMPINAN Militer TPNPB  se Tanah Papua Secara Resmi perang melawan Pemerintah Indonesia melalui TNI-POLRI selama bertahun-tahun namun hasil keringatnya Pemerintah daerah 2 Propinsi serta Kabupaten se Tanah Papua selalu memanfaatkan dengan berbagai Kebentingan,



TPNPBNEWS

TENTARA PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT ORGANISASI PAPUA MERDEKA (TPNPB/OPM) KOMANDO NASIONAL

Panglima tinggi Jenderal Gen Goliat Tabuni dan
Komadan Operasi Umum TPNPB se Tanah Papua

Mayor jenderal Lekagak Telenggen Komadan Operasih umum se Tanah Papua

Panglima Kodap III Ndugama Birijen Egianus Kogeya

Panglima Kodap Sinak Brijen Militer Murib.

Panglima Kodap Ilaga Brijen Peni Murib

Panglima Kodap Intan Jaya  Brijen Ayub Waker


SECARA RESMI

Menolak Berbagai Bentuk  Tawaran Pemerintah Indonesia melalui  Pemerintah Daerah Propinsi Papua dan Papua barat belakangan ini.

KAMI PIPMINAN Militer TPNPB  se Tanah Papua Secara Resmi perang melawan Pemerintah Indonesia melalui TNI-POLRI selama bertahun-tahun namun hasil keringatnya
Pemerintah daerah 2 Propinsi serta Kabupaten se Tanah Papua selalu memanfaatkan dengan berbagai Kebentingan,

 Maka saat ini Sesuai dengan perjuangan Kami sudah Mendunia dan berbagai dukungan dari masyarakat Internasional dan Masyarakat Indonesia sendiri untuk itu
 Kami pimpinan TPNPB OPM Menolak dengan tegas Bahwa :

1.Oknum Pejabat  Daerah Propinsi Papua dan Papua barat segera meletakkan Mogok sipil Nasional di Papua

2.Pemerintah Indonesia melalui TNI-POLRI segera umumkan secara Resmi Operasih Militer TNI di Ndugama dan Intanjaya adalah Perang Kemerdekaan Rakyat Papua menentukan Nasip sendiri, bukan KKB,KKSB dan OTK.serta Teroris

3 .Kami Pimpinan militer TPNPB Menolak dengan tegas  Pembentukan Partai lokal atas nama Perang Revolusi gerliya Kemerdekaan Papua barat Merdeka Sendiri di Urus  oleh   oknum Pemerintah Indonesia dan perwakilan rakyat Papua tanpa di ketahui Publik umum Masyarakat Papua.

4.Kami Komnas TPNPB minta MK  RI segera batalkan hasil  salinan yang mau diserahkan kepada tim kuasa hukum Partai lokal untuk Papua.

5.Kami Pimpinan militer TPNPB Menolak dengan tegas  Pejabat Daerah Papua selalu memanfaatkan isu Perjuangan Kami untuk jadikan Jabatan dan Bisnis Pribadi.

6.Kami Pimpinan militer TPNPB Menolak  dengan tegas  Pengurusan Pemekaran Wilayah Papua  Menjadi 4 Propinsi.

7.Kami Militer TPNPB se Tanah Papua Menolak Pemerintah Indonesia dan  Pemerintah daerah Papua  Mengadakan Pekan Olahraga Nasional 2020 karena Pemerintah Indonesia akan melaporkan kepada Dunia internasional Bahwa Papua Aman
Jika Kami pimpinan Militer TPNPB se Tanah Papua Menolak Kegiatan PONdi Papua di atas Luka rakyat

Apabilah Pemerintah memaksa TPNPB siap sama saja akan adakan Pon di Jayapura.

8.Piminan TPNPB se Tanah Papua Menolak berbagai Kegiatan berbau  NKRI segera hentikan di Tanah Papua karena Tahun 2020 adalah Tahun perang TPNPB.

Demikian surat penolakan terhadap berbagai aktifitas di Tanah Papua.

Markas besar KOMNAS TPNPB
30 Januari 2020.

Mengetahui
Panglima tinggi

Jenderal Gen Goliat Tabuni
==================
Panglima umum.

 Majen Lekagak Telenggen
================
 Komadan Operasih umum TPNPB se Tanah Papua.

Egianus Kogeya
======}}}{{{======
Panglima Kodap III Ndugama

Militer Murib
================
Panglima Kodap Sinak

Brijen Ayub Walker
================
Panglima Kodap Intan Jaya

Laporan :Awak Media TPNPBNEW

Tonton:

Label: , ,

TPNPB KODAP lll NDUGA: PERINGATAN KERAS KEPADA, BUPATI, DPRD, SEKDA SERTA SEMUA JAJARAN PEMERINTAHAN DI NDUGAMA






NDUGA, SUARA MAMBRUK - Markas TPNPB Kodap III Ndugama, Derakma 2  February 2020 degan tegas memberi peringatan keras kepada, BUPATI, DPRD, SEKDA, KEPALA DISTRIK SERTA SEMUA JAJARAN PEMERINTAHAN Yang Berada di Ndugama yakni:

TENTARA PEBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT ORGANISASI PAPUA MERDEKA (TPNPB/OPM) KODAP III NDUGAMA


PERINGATAN KERAS

Kepada  :

Bupati  Kabupaten  Nduga  di Keneyam

Ketua DPRD  Kabupaten Nduga
Di Keneyam

Sekda Kab Nduga di Keneyam

Kepala Distrik 32 Distrik Kab Nduga  di Wilayah Ndugama

Kontraktor Pembisnis intelektual di Kabupaten Nduga Papua.

Dengan Hormat setinggi tingginya
Kami pimpinan TPNPB Kodap III Ndugama menyampaikan kepada  Tuan -Tuan semua  Bahwa :

1.Dilarang Keras. 32 Distrik Tahun 2020 tidak ada aktivitas pembangunan bentuk apapun  Selain Bunji Senjata.

2. Barang siapa yang membawahi Pembangunan di daerah Konflik  11 Distrik  baik dari Bupati  Pasukan TNI-POLRI Kepala Distrik  serta kelompok Pembisnis lainnya  Saya Egianus Kogeya selaku Panglima Kodap III Ndugama  akan tembak  karena Tahun 2020 adalah Tahun perang.

3.Perang Ndugama bukan Mintah Pembangunan dan Proyek.Perang Ndugama adalah Perang Kemerdekaan Rakyat Papua barat untuk penentuan Nasip sendiri dari Sorong sampai Samarai  jika di 32 Distrik ada yang  mengurus pembangunan berarti dia adalah Musu kami TPNPB Kodap III Ndugama dan Kampung tersebut Kami TPNPB Kodap III Ndugama akan membangun sama sama.

4. Dilarang Keras Aktifitas  Pembagunan  bentuk apapun Dari Danau Habema jalan Trans Wamena  Ndugama sampai Pelabuhan Momugu ibu kota kabupaten Nduga  Keneyam.

5.Kami Pimpinan militer TPNPB Kodap III Ndugama Melarang keras   Bulan Februari 2020  seterusnya  Masyarakat Civil tidak di ijin kan menumpangi  Kendaraan milik TNI Dari Wamena ke Ndugama dan dari Batas Batu  Pelabutahan   ke Kabupaten Nduga Keneyam dan sekitarnya,
Dan Pasukan TNI-POLRI juga di larang Keras  menumpangi Kendaraan milik warga sivil.

6 . Peringatan ini Kami TPNPB Kodap III Ndugama mengeluarkan Yang Ke dua kalinya. Jika siapa yang melanggar 5 poin di atas Kami TPNPB Kodap III Ndugama akan bersihkan tanpa memandang bulu.

7.Wilayah Ndugama dari Ilekma Wamena sampai  Kabupaten Nduga Keneyam areal jalan Trans Wamena Ndugama adalah  lapangan  Perang TPNPB dan TNI/Polri. Jika Warga Civil hati_hati  melewatinya  selaman Tahun 2020 ini.

Demikian Surat larangan ini Kami pimpinan Militer TPNPB Kodap III Ndugama membuat dengan sesungguhnya.

Markas TPNPB Kodap III Ndugama
 Derakma 2  February 2020.

Panglima TPNPB Kodap III Ndugama :

Egianus Kogeya
=======}}{{=======
Panglima Kodap III Ndugama

Pemne Kogeya
=====}}}{{{========
Komandan Operasih Kodap III Ndugama.

Oleh :Awak Media TPNPBNEWS
=======}}}{{{=======


Tonton juga: 

Label: